Serak Gulo merupakan tradisi menyerak (membagi-bagikan) gula sebagai bentuk dari rasa syukur atas rezeki selama setahun ini. Tradisi yang diperingati setiap 1 Jumadil Akhir Hijriah ini digelar oleh warga muslim keturunan India (atau suku India) di Padang. Tahun ini tradisi Serak Gulo diadakan di Kawasan Pasar Batipuh, Kecamatan Padang Selatan, yaitu pada Sabtu, 25 Januari 2020. Dalam tradisi ini ada sekitar empat ton gula yang siap dibagikan untuk warga.[1] Gula-gula tersebut terlebih dahulu dibungkus dengan kain berwarna-warni, barulah dibagikan pada warga.
Dalam tiga tahun terakhir prosesi ini kian meriah, karena masuk dalam kalender wisata kota Padang sebagai salah satu even budaya yang juga mendapatkan dukungan dana dari APBD kota.
Selepas azan Ashar pada Sabtu 25 Januari 2020 bertepatan dengan 1 Jumadil Akhir 1441 Hijriah, suasana di depan Masjid Muhammadan di Jalan Batipuh Panjang, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang mulai ramai dipadati warga yang hendak berburu gula.
Kawasan yang dominan dihuni oleh warga Muslim keturunan India tersebut menjadi lokasi kegiatan Serak Gulo.
Sekitar 4 ton gula pasir yang sudah disiapkan panitia untuk dibagikan kepada warga telah disiapkan. Gula tersebut dibungkus dalam kain perca berwarna-warni dengan berat mulai dari 100 gram.
Kegiatan diawali dengan pembacaan doa dan dilanjutkan pemasangan bendera berbentuk segi tiga berwarna hijau dan putih pada seutas tali sepanjang 20 meter yang direntangkan di atap Masjid Muhammadan.
Setelah itu belasan pemuda dewasa mulai mengangkat berkarung-karung gula ke atas atap masjid, yang dalam setiap karung telah tersedia gula pasir yang dibungkus dengan kain perca berwarna-warni.
Agar tidak menumpuk panitia juga menyediakan empat titik lainnya dari konstruksi besi setinggi dua meter di sepanjang Batipuh Panjang sehingga ada total lima titik pelemparan gula untuk diperebutkan warga.
Usai berdoa bersama, gula dilemparkan ke bawah untuk diperebutkan oleh ratusan warga yang telah menunggu dengan kedua tangan direntangkan ke atas guna menangkap gula yang dilempar dari atas atap masjid.
Tua, muda hingga anak-anak berbaur penuh keceriaan dan kegembiraan menangkap gula.
Tak jarang rambut pun akhirnya penuh taburan gula karena ada bungkusnya yang pecah, namun suasana meriah pada sore itu punya kesan mendalam bagi setiap yang hadir.
Suasana kian semarak karena Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit dan Wali Kota Padang Mahyeldi turut serta naik ke atap masjid dan melempar gula kepada warga yang telah ramai di bawah.
Akhirnya dalam waktu 20 menit empat ton gula pasir yang dibungkus dengan kain perca berwarna warni ludes diperebutkan ribuan warga.